sesibuk apapun aktivitas selama sepekan, badan juga butuh refresing loch, apalagi otak. jadi Blora sekarang menyuguhkan wisata yang bagus untuk keperluan kalian lochhh yaitu:
1. Gunung Pencu
Gunung Pencu adalah wisata alam yang berada di Blora, mungkin sebagian dari kalian pernah mendengar tentang gunung ini. Gunung Pencu berada di wilayah Kecamatan Bogorejo, tepatnya di sebelah utara Desa Gayam. Lokasi Gunung Pencu dapat ditempuh sekitar 1,5 jam dari pusat kota Blora. Gunung Pencu berada pada kawasan pegunungan kapur utara di sebelah timur laut Kabupaten Blora.
Pegunungan kapur ini membentang hingga Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Lokasinya yang berada pada perbatasan dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur, membuat Kecamatan Bogorejo ini sering digunakan truk-truk pengangkut kapur sebagai jalur alternatif distribusi pertambangan.
Di sepanjang perjalanan menuju Gunung Pencu kita akan disuguhkan dengan barisan pohon jati di kawasan hutan milik Perhutani yang terletak di Desa Gayam. Teduhnya hutan berpadu dengan suara burung hutan menambah ketenangan dan melepaskan jeratan beban di pikiran.
Sebelum meneruskan perjalanan, kita juga bisa sejenak menyempatkan untuk singgah di Sabrangan (perbatasan Desa Gayam dan Desa Gandu). Lokasi ini menyuguhkan pemandangan kawasan pegunungan karst.
Seorang pemuda menikmati indahnya langit senja dari Puncak Pencu Bogorejo Blora.
Kawasan karst merupakan kawasan batuan karbonat yang memperlihatkan bentuk lapisan karst. Kawasan karst tersebut berada di sepanjang jalan di Desa Gandu di sisi kanan dan kirinya.
Desa Gandu memiliki topografi sebesar 15-40% dengan ketinggian sekitar 400 m di atas permukaan laut, dimana daerah tersebut merupakan daerah pegunungan. Di bawah tebing batuan tersebut terdapat jernihnya sungai yang masih jernih.
Di salah satu sudut tebing kita dapat menjumpai goa, tetapi ukurannya relatif kecil. Dulu pemerintah setempat sempat membangun sebuah jembatan gantung dan pendapa. Namun, kini jembatan gantung dengan berbagai fasilitas yang ada di lokasi tersebut sudah tak berfungsi dan rusak karena kurang adanya pengawasan dan pemeliharaan.
Puas menikmati pemandangan hutan jati dan batuan karst, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Gunung Pencu dan melewati Desa Gandu. Kendaraan dapat dititipkan ke salah satu rumah warga setempat.
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sampai ke “puncak” Gunung Pencu. Di samping kanan dan kiri jalan setapak, kita akan melewati ladang (persil) milik warga yang sering ditanami jagung, cabai rawit, serta tanaman persil lainnya. Kurang lebih dua puluh menit berjalan, kita akan sampai di “puncak” Gunung Pencu.
Dari atas puncak tersebut sepanjang mata memandang hutan jati terbentang luas. Kita juga bisa melihat penambangan batu kapur di sekitar. Lokasi ini sering digunakan untuk mengabadikan pemandangan yang tampak dari atas. Sejenak kita dapat “melupakan” tugas dan beban kerja kita dengan menghirup segarnya udara dari atas pegunungan sambil berfoto ria berlatar belakang pemandangan alam.
Lokasi pegunungan Pencu ini akhir-akhir ini banyak diminati warga Blora, terutama pelajar untuk mendaki terjalnya pegunungan Blora. Hal ini tentunya menjadi potensi yang menjanjikan bagi masyarakat setempat dan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi alam di sekitar pegunungan.
Seperti membangun kembali sarana wisata jembatan gantung di Sabrangan dan memperkuat pagar besi yang ada di lokasi Gunung Pencu. Selain itu, warga setempat dapat diajak untuk bekerja sama dalam pemeliharaan alam serta fasilitas yang ada di sekitar pegunungan.
Kabupaten Blora yang kini sudah mulai berbenah diri dalam membangun budaya dan wisatanya diharapkan lebih giat lagi dalam mengangkat tempat-tempat wisata hiburan alternatif bagi warganya. Hal tersebut akan sedikit banyak berimbas pada peningkatan perekonomian di sekitar lokasi wisata, sehingga kemakmuran warga dapat ditingkatkan.
Uraian wisata alam Gunung Pencu di atas adalah sebagian kecil potensi wisata yang ada di sekitar kita. Tentunya masih banyak lagi lokasi wisata alam di wilayah Kabupaten Blora yang belum ter-ekspose. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi dari berbagai pihak terkait untuk mempromosikan wisata di daerah Blora yang dapat dijadikan tempat melepas penat warga Blora.
Pemerintah Daerah sebenarnya telah menunjukkan kesungguhan dalam menggiatkan wisata di wilayah Blora, seperti ajang pemilihan duta wisata. Ajang tersebut sejatinya tidak hanya sebatas simbol wisata, tetapi juga mengemban tugas dan tanggung jawab dengan baik serta memiliki inisiatif dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada.
Duta wisata dituntut dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan daerah dengan menggali dan menggiatkan potensi daerahnya di bidang pariwisata. Selain itu, dinas pariwisata setempat dapat mengadakan acara atau sarasehan di setiap kecamatan. Tujuannya untuk mendapatkan data tentang potensi wisata unggulan di desa-desa dalam kecamatan tersebut, sehingga potensi daerah dapat tercatat dan ditindaklanjuti mengenai pembinaan dan pengembangannya dari pemerintah.
Sebagai warga Blora asli kita akan merasa bangga jika daerah kita dapat berkembang dan unggul dalam berbagai bidang (terutama wisata). Dengan demikian, mindset warga Blora dalam memilih lokasi wisata liburan yang semula lebih banyak ke luar kota dapat digeser dengan memilih lokasi wisata di daerahnya sendiri.
Sebelum meneruskan perjalanan, kita juga bisa sejenak menyempatkan untuk singgah di Sabrangan (perbatasan Desa Gayam dan Desa Gandu). Lokasi ini menyuguhkan pemandangan kawasan pegunungan karst.
Seorang pemuda menikmati indahnya langit senja dari Puncak Pencu Bogorejo Blora.
Kawasan karst merupakan kawasan batuan karbonat yang memperlihatkan bentuk lapisan karst. Kawasan karst tersebut berada di sepanjang jalan di Desa Gandu di sisi kanan dan kirinya.
Desa Gandu memiliki topografi sebesar 15-40% dengan ketinggian sekitar 400 m di atas permukaan laut, dimana daerah tersebut merupakan daerah pegunungan. Di bawah tebing batuan tersebut terdapat jernihnya sungai yang masih jernih.
Di salah satu sudut tebing kita dapat menjumpai goa, tetapi ukurannya relatif kecil. Dulu pemerintah setempat sempat membangun sebuah jembatan gantung dan pendapa. Namun, kini jembatan gantung dengan berbagai fasilitas yang ada di lokasi tersebut sudah tak berfungsi dan rusak karena kurang adanya pengawasan dan pemeliharaan.
Puas menikmati pemandangan hutan jati dan batuan karst, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Gunung Pencu dan melewati Desa Gandu. Kendaraan dapat dititipkan ke salah satu rumah warga setempat.
Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sampai ke “puncak” Gunung Pencu. Di samping kanan dan kiri jalan setapak, kita akan melewati ladang (persil) milik warga yang sering ditanami jagung, cabai rawit, serta tanaman persil lainnya. Kurang lebih dua puluh menit berjalan, kita akan sampai di “puncak” Gunung Pencu.
Dari atas puncak tersebut sepanjang mata memandang hutan jati terbentang luas. Kita juga bisa melihat penambangan batu kapur di sekitar. Lokasi ini sering digunakan untuk mengabadikan pemandangan yang tampak dari atas. Sejenak kita dapat “melupakan” tugas dan beban kerja kita dengan menghirup segarnya udara dari atas pegunungan sambil berfoto ria berlatar belakang pemandangan alam.
Lokasi pegunungan Pencu ini akhir-akhir ini banyak diminati warga Blora, terutama pelajar untuk mendaki terjalnya pegunungan Blora. Hal ini tentunya menjadi potensi yang menjanjikan bagi masyarakat setempat dan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi alam di sekitar pegunungan.
Seperti membangun kembali sarana wisata jembatan gantung di Sabrangan dan memperkuat pagar besi yang ada di lokasi Gunung Pencu. Selain itu, warga setempat dapat diajak untuk bekerja sama dalam pemeliharaan alam serta fasilitas yang ada di sekitar pegunungan.
Kabupaten Blora yang kini sudah mulai berbenah diri dalam membangun budaya dan wisatanya diharapkan lebih giat lagi dalam mengangkat tempat-tempat wisata hiburan alternatif bagi warganya. Hal tersebut akan sedikit banyak berimbas pada peningkatan perekonomian di sekitar lokasi wisata, sehingga kemakmuran warga dapat ditingkatkan.
Uraian wisata alam Gunung Pencu di atas adalah sebagian kecil potensi wisata yang ada di sekitar kita. Tentunya masih banyak lagi lokasi wisata alam di wilayah Kabupaten Blora yang belum ter-ekspose. Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi dari berbagai pihak terkait untuk mempromosikan wisata di daerah Blora yang dapat dijadikan tempat melepas penat warga Blora.
Pemerintah Daerah sebenarnya telah menunjukkan kesungguhan dalam menggiatkan wisata di wilayah Blora, seperti ajang pemilihan duta wisata. Ajang tersebut sejatinya tidak hanya sebatas simbol wisata, tetapi juga mengemban tugas dan tanggung jawab dengan baik serta memiliki inisiatif dalam mengembangkan potensi pariwisata yang ada.
Duta wisata dituntut dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan daerah dengan menggali dan menggiatkan potensi daerahnya di bidang pariwisata. Selain itu, dinas pariwisata setempat dapat mengadakan acara atau sarasehan di setiap kecamatan. Tujuannya untuk mendapatkan data tentang potensi wisata unggulan di desa-desa dalam kecamatan tersebut, sehingga potensi daerah dapat tercatat dan ditindaklanjuti mengenai pembinaan dan pengembangannya dari pemerintah.
Sebagai warga Blora asli kita akan merasa bangga jika daerah kita dapat berkembang dan unggul dalam berbagai bidang (terutama wisata). Dengan demikian, mindset warga Blora dalam memilih lokasi wisata liburan yang semula lebih banyak ke luar kota dapat digeser dengan memilih lokasi wisata di daerahnya sendiri.
pasti kalian penasaran kan....??? yuk datang ke Blora
salam Samin Treveller😀
0 komentar:
Posting Komentar